puisi

untukmu

terpuruku tuk merangkul danba
malam-malam yang ku setubuhi
tak menyisakan apa-apa.Hanya merajam mimipi
yang terlantar di ujung pagi.Sia-sia rasanya
gulana mendakwa.Hampa menjelma kosong meraja

tercekatku dari lamunan.kala kusadar,
yang mulai menancapkan gelisah di pasair gurun.
bukan maksudku berlari pergi,hanya saja waktu
terus menjepitku tanpa ampun...

dan,kusadar..kata-kata telah mati
dalam bejananya.Cinta tak lagi
membuka cakrawala untuk mengetuk pagi.
Menjamah tanah yang memamah
kenangan tuli,
menyapa langit yang bersemikan ilusi.
aku.....?sendiri juga